Friday, February 9, 2018

ADANYA

Coba tebak!

Aku sedang merindu?Tidak, begitulah harusnya.
Tidak. Aku tidak sedang merindu, sekalipun itu jingga maupun senja.
Aku hanya memaksa sebatang pena untuk tetap terjaga.

Menulis kisahku?Oh bukan, ayolah, itu terdengar lucu sekali.
Percayalah!Aku hanya memaksa sebatang pena untuk menari.

Menyaksikan pena itu menyapu kertas putih bersih bergaris-garis.
Bukan untuk membersihkan, justru mengotori kertas itu dengan tintanya, bukan menulis.

Hanya menarik garis dari titik satu ke titik lainnya.
Aku tak mampu mengendalikan pena gila yang bersenjatakan tinta.
Dia mengambil alih kendali atas jari-jariku yang tak berdaya.
Memaksa sang jari untuk memeluknya erat, dan berdansa sampai membentuk dua patah kata.

Ah, kejam sekali!
Pena itu mengejek ketidakberdayaanku.
Menerjang habis ego dan kebohonganku.

Baiklah, benar. Aku sedang merindu.
Arrrgh..Aku kalah, iya aku tak menulis di kertas itu.
Aku hanya mengukir namamu lewat pena gila itu.
Tak lebih tak kurang, menarik, begitu pikirku.

Alfabet-alfabet kesukaanku menjajal setiap sudut kertas bersih tadi.
Ya. Namamu, harusnya kusembunyikan saja dalam kubangan sunyi.
Tak tau diri!
Makiku pada diri sendiri.

By Sopi Nurisa

No comments:

Post a Comment

SPELLBOUND

As the cauldron bubbled on the angry fire And spells were cast - dark and dire Her cackles echoed in the neighborhood She was definit...